Sinopsis

20 tahun telah berlalu, kenangan kelabu teringat bersama deru suara takbir idul fitri, bersama kokokan ayam, dan mentari pagi yang menyingsing di ufuk timur. Ayah yang telah pergi, teringat kembali dalam ingatan ibu dan gunarto yang lelah bekerja di pabrik tenun tiada henti. Ibu ingatkan gunarto akan semua ingatannya pada ayahnya , tapi gunarto marah , sedih , rindu akan ayahnya yang tinggalkannya demi perempuan kaya di luar sana.

Pulanglah mimtarsih dari dunia tidak beradab, menuju rumahnya di tanah yang tertinggal. Ia takut, ada seorang lelaki tua yang serasa ia kenal dan terus memandanginya, maka berceritalah ia pada ibu dan kakaknya tentang kegundahannya akan seorang kakek di luar sana. Pulanglah maimun dari sekolah, berebah singgah di kursi tengah rumah.

Tak lama anginpun bertiup mengetuk pintu rumah kecil yang belum terbuka bersama jendelanya, keluarlah maimun membuka pintu itu dan dilihatnya seorang kakek tua rentak yang masuk begitu saja ke rumahnya. Air laut akan kembali ke laut juga, ayah yang telah lama pergi kembali juga, ibu yang begitu rindu maimun yang belum pernah melihatnya, dan mimtarsih yang terpaku melihat sesosok itu, bahagaia bercampur gundah, ayah yang mereka rindukan, tapi juga yang tinggalkan mereka di dunia yang kejam penuh nista.

Tak begitu dengan gunarto, amarahnya memuncah tiada terarah, kebencian yang di pupuk kesakitan saat kelaparan sewaktu kecil bersama ibunya, di karenakan ayahnya yang telah tinggalkannya begitu saja. Makian demi makian memuncah terucap sumpah serapah dari bibirnya untuk ayahnya, yang ia anggap nista, senista babi di kandang iblis. Ayahnya tersentak, terhentak, tersakiti hingga pergi saat awan bergemuruh dan langit meledak-ledak. Maimun yang tak kuat melihat semua mengejar ayahnya, tapi apa harus di kata maimun hanya temukan sebuah tas milik ayahnya basah terguyur tangisan langit akan kepedihan terpisah selamanya.

Karya: Usmar Ismail

XII-1

Wali Kelas : Ipah Nurlatipah, S. Pd.
  1. Adi Surya Nugraha (Pemeran Gunarto)
  2. Adinda Karunia Ramadhan A. S.
  3. Agnes Nurhidayat
  4. Andre Reza Putra
  5. Anisa Humaeni
  6. Assifa Ridzki Najiah
  7. Ayu Cahyani Febryanti
  8. Birgita Yuniarti (Pemeran Mimtarsih)
  9. Cepi Irawan
  10. Deri Yandi
  11. Desi Wulandari
  12. Devi Meiliyanti
  13. Dwi Intan Mardhatillah
  14. Dwiki Abdul Zaini
  15. Ema Hermawati
  16. Feby Cyntia Gunawan
  17. Haerani Asyifa
  18. Krisna Sari Maulani
  19. Maulida Halida Zia
  20. Mega Puspitasari (Pemeran Ibu)
  21. Moch. Luthfi Aulia Royani
  22. Mochammad Dieqy Dzulqaidar
  23. Muhammad Fazlurrahman (Pemeran Maimun)
  24. Novi Alrina BR Ginting
  25. Purnama Nurhakim (Pemeran Ayah)
  26. Raden Yuvi Maulida
  27. Rahmatulloh
  28. Rini Raflikasari Hermiani
  29. Rizky Ansyari
  30. Sheira Banu Nasution
  31. Syifa Maghfirah Chaerunnisa
  32. Tyas Maryati Rachman

Blog

Minggu, 12 Mei 2013

On the stage (ACTION !!!)








































Lanjutkan Baca

Kemeriahannya XII IPA 1







 Merias dan mendandani para Aktor dan Artis


 Penonton ngantri cuma buat nonton teater XII IPA 1 

 Dekorasi sebelum tampil




Penontonnya Excited :D
Lanjutkan Baca